Kepala BNPB Tinjau Dampak Erupsi Semeru di Pronojiwo: Tanggap Darurat Diperpanjang, Relokasi Warga Dipastikan Berjalan

LUMAJANG,Fajarnew.com Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., melakukan kunjungan kerja ke wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Selasa (25/11/2025). Kunjungan tersebut bertujuan memastikan seluruh proses penanganan bencana, baik tanggap darurat maupun penanganan pasca-erupsi, berjalan sesuai prosedur dan arahan Presiden RI.

Didampingi Bupati Lumajang, Danrem 083/Baladhika Jaya, Dandim 0821/Lumajang, serta Danyon 527/Baladewa Yudha, Kepala BNPB langsung meninjau titik terdampak di Desa Supiturang salah satu wilayah yang paling parah terkena awan panas guguran pada erupsi 19 November 2025.

Dalam keterangannya, Letjen Suharyanto menegaskan bahwa masa tanggap darurat tahap pertama berakhir hari ini, namun berdasarkan evaluasi lapangan dan kondisi warga, pemerintah menetapkan perpanjangan masa tanggap darurat selama sepekan ke depan.

“Siang ini saya bersama Bupati Lumajang, Danrem 083/Bdj, Dandim 0821, dan Danyon 527/By datang ke Desa Supiturang untuk memastikan penanganan bencana awan panas berjalan baik. Masa tanggap darurat tahap pertama berakhir hari ini dan diperpanjang satu pekan ke depan,” ujarnya.

Letjen Suharyanto juga memastikan proses penanganan pasca-erupsi telah berjalan sesuai ketentuan dan sejalan dengan arahan Presiden RI. BNPB terus melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan seluruh unsur terkait.

“Kedatangan saya juga untuk memastikan penanganan pasca-erupsi berjalan sesuai aturan dan sesuai arahan Presiden,” tegasnya.

Dalam paparannya, Kepala BNPB mengungkapkan bahwa aktivitas erupsi di Gunung Semeru terus berulang hampir setiap tahun sejak 2020 hingga 2025. Erupsi terakhir pada 19 November 2025 menjadi salah satu yang berdampak signifikan terhadap permukiman warga, terutama di Dusun Sumbersari dan Supiturang.

Program tanggap darurat berjalan baik, termasuk sistem pengungsian. Warga memanfaatkan waktu siang untuk kembali ke rumah membawa barang yang masih dapat diselamatkan, dan pada malam hari mereka kembali ke tempat pengungsian demi keamanan.

Kepala BNPB turut menyoroti kondisi pemukiman di Zona Merah, khususnya warga Sumbersari. Pada erupsi 2021, mereka telah disiapkan hunian tetap (Huntap) di Desa Sumbermujur, namun sebagian warga memilih kembali ke zona rawan karena alasan jarak dan mata pencaharian.

“Warga yang terdampak erupsi tahun ini merupakan warga yang menolak relokasi dengan alasan jarak dan pekerjaan mereka di sini,” jelasnya.

Data sementara mencatat sekitar 100 rumah terdampak, dengan 22 di antaranya mengalami kerusakan berat hingga rata dengan tanah. Pemerintah memastikan warga akan direlokasi kembali, namun kali ini ke lokasi yang tidak jauh dari Dusun Sumbersari sesuai keinginan warga. Rencana tersebut telah disiapkan oleh Bupati Lumajang. (Pendim 0824/Jember).



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama